ARTICLE AD BOX
Kegiatan ini dimulai pada 1 November 2024 dan berlangsung hingga 8 November 2024. Program ini diikuti oleh ratusan siswa dari kelas VII, VIII dan IX.
Ni Luh Sunya Hermawati, S.Pd., guru agama Hindu sekaligus ketua panitia kegiatan, menjelaskan bahwa pemilihan lokasi sekolah wisata tahun ini cukup menantang. “Tahun ini, karena Istana Presiden sedang dalam perbaikan, kami memilih Pura Goa Gajah dan Museum Geopark sebagai lokasi kunjungan untuk siswa kelas VIII,” ungkap Sunya.
Sunya menambahkan, sekolah wisata ini dilatarbelakangi oleh program menabung yang dijalankan di sekolah. "Kegiatan ini tidak hanya sekadar rekreasi, tetapi juga menjadi sarana edukasi sejarah bagi siswa. Kelas VII, misalnya, mendapat tugas membuat majalah dinding (mading) yang akan dilombakan dan diberi penghargaan," jelasnya. Sunya berharap kegiatan ini dapat meningkatkan minat belajar siswa sekaligus mengajarkan pentingnya menabung sejak dini.
Mengusung Tema Edukasi Sekulen
Ade Ari Suryawan, guru agama untuk kelas IX yang juga bertugas sebagai bendahara sekolah wisata, menjelaskan bahwa tema edukasi pada siswa kelas IX lebih difokuskan pada analisis flora, terutama tanaman sukulen yang mereka pelajari di Kebun Raya Bedugul. "Siswa kelas IX kami arahkan untuk mengamati tumbuhan, khususnya sukulen, di mana mereka bisa belajar cara menyetek, merawat, dan memahami fungsi tanaman ini," ujar Ade.
Menurutnya, program ini adalah salah satu bentuk penerapan program gemar menabung di sekolah yang mengajarkan siswa mengelola dana sendiri untuk kegiatan edukasi.
Ade berharap kegiatan ini dapat terus berkelanjutan. "Selain bisa belajar di luar sekolah, siswa juga belajar mengelola dana hasil tabungan mereka. Ke depannya, kami berharap bisa mengeksplorasi kegiatan lebih jauh, misalnya melihat proses tanam-panen padi, agar siswa memahami asal-usul nasi yang mereka makan setiap hari," jelasnya.
Pembelajaran Fauna di Bali Safari Park
I Gusti Bagus Angga Permana, S.Pd., guru Bahasa Indonesia untuk kelas VII, menyampaikan bahwa siswa kelas VII mengunjungi Bali Safari Park untuk belajar tentang fauna, terutama spesies hewan langka dari Indonesia dan negara lain. "Kami ingin siswa memahami bagaimana hewan-hewan ini berkembang biak dan peran penting mereka dalam ekosistem," ungkap Angga. Menurutnya, sekolah wisata di taman safari ini juga diharapkan bisa lebih menarik minat siswa terhadap pelestarian fauna.
Angga berharap program ini semakin dikembangkan di tahun-tahun mendatang. "Saya berharap kegiatan ini bisa lebih dikembangkan sehingga memberikan pengalaman yang lebih asik dan bermanfaat bagi siswa dalam memahami fenomena kehidupan saat ini," tambahnya.
Sekolah wisata yang diselenggarakan SMP Dwijendra Denpasar ini diharapkan dapat menjadi program tahunan yang memberikan siswa pengalaman belajar yang menyenangkan di luar kelas, sekaligus menanamkan nilai-nilai edukasi dan kebiasaan menabung. *m03