Kemarau, Petani Terancam Gagal Panen

1 week ago 2
ARTICLE AD BOX
Lahan pertanian mengering bahkan pecah-pecah, seperti terlihat di Subak Uma Pecala dan Subak Uma Tai. Tanaman padi yang harusnya mendapat air, kini tidak teraliri air. Jika kondisi ini terus berlangsung, maka dipastikan petani gagal panen.

"Kalau sampai sebulan kondisi seperti ini,  kami pasti terancam gagal panen," ungkap salah seorang petani Gusti Sutiawan,  Senin (28/10).

Menurut Gusti Sutiawan, banyak petani yang baru melakukan pola tanam. Umur padi berkisaran 3 minggu. Diakui ada air yang mengalir ke Subak Uma Pecala maupun Uma Tai, namun dengan debit kecil. Ketika sampai di saluran hilir air sudah semakin sedikit. 

"Air irigasi bersumber Subak Sidembunut. Air mengaliri beberapa subak, ketika pola tanam bersamaan maka air yang mengalir ke sini semakin kecil. Belum lagi ada kerusakan pada saluran irigasi," sebutnya.

Gusti Sutiawan kini menggarap lahan sekitar 2 hektare, dengan kondisi kesulitan air yang sama. Pihaknya berharap pemerintah mencarikan solusi atas persoalan yang dihadapi petani. Tidak dipungkiri hal ini terjadi setiap tahunnya. Kini pihaknya pun hanya bisa berharap pada alam agar bisa turun hujan.

"Kalau pupuk tidak ada persoalan, apalagi ada pupuk bersubsidi. Yang sekarang menjadi kendala masalah air. Kami berharap pemerintah membantu mencarikan solusi," sambung pria asal Tempek Pulung, Banjar/Kelurahan Bebalang, ini.

Air yang tidak optimal tentu memengaruhi pertumbuhan tanaman padi. Jika air mencukupi lahan 40 are, maka akan bisa menghasilkan 70 karung gabah. Seiring menurunnya debit air, gabah yang dihasilkan semakin turun. "Seperti saat ini kalau terus tidak ada air petani bisa rugi total," imbuhnya.

Para petani saat ini hanya bisa gotong royong untuk memperbaiki saluran irigasi yang bocor sehingga air bisa mengalir lebih banyak. Kebocoran saluran irigisasi menyebabkan banyak air terbuang.7esa
Read Entire Article